Selasa, 27 September 2011

CARA KARJA PENGISIAN KONVESIONAL

CARA KERJA SAAT KUNCI KONTAK ON DAN MESIN MATI
Bila kunci kontak diputar keposisi ON, arus dari baterai akan mengalir ke rotor dan merangsang rotor koil. Pada waktu yang sama, arus baterai juga mengalir ke lampu pengisian (CHG) dan akibatnya lampu jadi menyala (ON).

Cara Kerja Saat Kunci Kontak ON dan Mesin Mati
Secara keseluruhan mengalirnya arus listrik sebagai berikut:
Arus yang ke field coil
Terminal (+) baterai --------> fusible link --------> kunci kontak (IG switch) --------> sekering ----------> terminal IG regulator --------> point PL1 --------> point PL0 ---------> terminal F regulator ----------> terminal F alternator ---------> brush ---------> slip ring ---------> rotor coil --------> slip ring ----------> brush --------> terminal E alternator --------> massa -------> bodi.
Akibatnya rotor terangsang dan timbul kemagnetan yang selanjutnya arus ini disebut arus medan (field current).

Arus ke lampu charge (CHG)
Terminal (+) baterai --------------> fusible link ------------> sakelar kunci kontak IG (IG switch) --------> lampu CHG ---------> terminal L regulator ----------> titik kontak P0 ---------> titik kontak P1 --------> terminal E regulator --------> massa bodi.
Akibatnya lampu charge akan menyala.

CARA KERJA MESIN DARI KECEPATAN RENDAH KE KECEPATAN SEDANG
Sesudah mesin hidup dan rotor berputar, tegangan /voltage dibangkitkan dalam stator coil dan tegangan neutral dipergunakan untuk voltage relay, karena itu lampu charge jadi mati. Pada waktu yang sama tegangan yang dikeluarkan beraksi pada voltage regulator. arus medan (field current) yang ke rotor dikontrol dan disesuaikan dengan tegangan yang dikeluarkan terminal B yang beraksi pada voltage regulator.
Demikianlah, salah satu arus medan akan lewat menembus atau tidak menembus resistor R, tergantung pada keadaan titik kontak PL0.

Catatan:
Gerakan P0 dari voltage relay, membuat hubungan dengan titik konyak P2, maka pada sirkuit sesudah dan sebelum lampu pengisian (CHG) tegangannya sama. Sehingga arus tidak akan mengalir ke lampu dan akhirnya lampu mati.
Cara Kerja Mesin dari Kecepatan Rendah ke Kecepatan Sedang
Aliran arus pada masing-masing peristiwa sebagai berikut:
Tegangan Neutral
Terminal N alternator ----------> terminal N regulator ----------> magnet coil dari voltage relay -----------> terminal E regulator ------------> massa bodi.
Akibatnya pada magnet coil dari voltage relay akan terjadi kemagnetan dan dapat menarik titik kontak P0 dari P1 dan selanjutnya P0 akan bersatu dengan P2. Dengan demikian lampu charge (CHG) jadi mati.

Tegangan yang keluar (output voltage)
Terminal B alternator -------> terminal B regulator ---------> titik kontak P2 -------> titik kontak P0 --------> magnet coil dari voltage regulator --------> terminal E regulator ---------> massa bodi.
Akibatnya pada coil voltage regulator timbul kemagnetan yang dapat mempengaruhi posisi dari titik kontak (point) PL0. Dalam hal ini PL0 akan tertarik darik PL1 sehingga pada kecepatan sedang PL0 akan mengambang. 

Arus yang ke field (field current)
Terminal B alternator --------> IG switch -------> fuse -------> terminal IG regulator ------> point PL1 --------> point PL0 -------> resistor R -------> terminal F regulator -------> terminal F alternator --------->rotor coil -------> terminal E alternator --------> massa bodi.
Dalam hal ini jumlah arus/tegangan yang masuk ke rotor coil bisa melalui dua saluran.
Bila kemagnetan di voltage regulator besar dan mampu menarik PL0 dari PL1 maka arus yang ke rotor coil akan melalui resistor R. Akibatnya arus akan kecil dan kemagnetan yang ditimbulakn rotor coil pun kecil (berkurang).

Sedangkan kalau kemagnetan pada voltage regulator lemah dan PL0 tidak tertarik dari PL1, maka arus yang kerotor coil akan tetap melalui point PL1 ------> point PL0. Akibatnya arus tidak melalui resistor dan arus arus yang masuk ke rotor coil akan normal kembali.

Out put current
Terminal B alternator -------> baterai dan beban -------> massa bodi.

CARA KERJA MESIN DARI KECEPATAN SEDANG KE KECEPATAN TINGGI
Bila putaran mesin bertambah, voltage yang dihasilkan oleh kumparan stator naik dan gaya tarik dari kemagnetan kumparan voltage regulator menjadi lebih kuat.
Dengan gaya tarik yang lebih kuat, field current yang ke rotor akan mengalir terputus-putus (intermittenly). Dengan kata lain, gerakan titik kontak PL0 dari voltage regulator kadang-kadang membuat hubungan dengan titik kontak PL2.
Catatan:
Bila gerakan titik kontak PL0 pada regulator berhubungan dengan titik kontak PL2, field current akan dibatasi. Bagaimanapun juga, point P0 dari voltage relay tidak akan terpisah dari point P2, sebab tegangan neutral terpelihara dalam sisa flux dari rotor.
Cara Kerja Mesin Dari Kecepatan Sedang Ke Kecepatan Tinggi
Aliran arusnya adalah sebagai berikut:
Voltage neutral (tegangan neutral)
Terminal N alternator ----------> terminal N regulator ----------> magnet coil dari voltage relay ----------> terminal E regulator ----------> massa bodi.
Arus ini juga sering disebut neutral voltage.

Out put voltage
Terminal B alternator -----------> terminal B regulator ------------> point P2 ------------> point P0 -----------> magnet coil dari N regulator ----------> terminal E regulator.
Inilah yang disebut dengan out put voltage.

Tidak ada arus ke field current
Terminal B alternator ----------> IG switch -----------> fuse ------------> terminal IG regulator -----------> resistor R -----------> terminal F regulator ---------> terminal F alternator --------> rotor coil ------------> atau ------------> point PL0 ------------> point PL2 --------------> ground (No.F.C) --------------> terminal E alternator -------> massa (F current).

Bila arus resistor R --------> mengalir terminal F regulator ---------> rotor coil ---------> massa. 
Akibatnya arus yang ke rotor ada, tapi kalau PL0 nempel PL2 -------> maka arus mengalir ke massa, sehingga yang ke rotor coil tidak ada.

Out put current
Terminal B alternator ---------> baterai/load ---------> massa.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar